SALURAN DISTRIBUSI
PENDAHULUAN
Distribusi
menaruh kepentingan pada kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam pemindahan
barang dari produsen kepada pembeli terakhir atau pemakai. Ia meliputi bukan
saja kegiatan-kegiatan fisik, seperti transportasi dan penggudangan barang,
tetapi juga kegiatan-kegiatan hukum, promosi dan keuangan yang dilaksanakan
selama berlang pengalihan pemilikan. Karena seurutan perusahaan biasanya
terlibat dalam proses distribusi yang menuju kepada penjualan terakhir kepada
konsumen atau pemakai guna memahami distribusi, orang harus menganalisa baik
berbagai macam lembaga pemasaran maupun jalur-jalur pemasaran dalam mana mereka
beroperasi. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman yang luas mengenai distribusi.
Distribusi merupakan bagian yang
penting dalam saluran pemasaran. Keputusan-keputusan yang harus diambil dalam
saluran pemasaran haruslah tepat. Putusan-putusan tentang saluran pemasaran
dapat disamakan dengan pemilihan medan tempur oleh komandan tentara.
Produk-produk, jika ingin bersaing secara berhasil, harus sudah tersedia untuk
dijual di tempat-tempat di mana para pembeli sasaran berharap akan membelinya.
Jika sebagian besar para konsumen terakhir, misalnya berharap menjumpai film
fotografi di toko-toko obat dan kios-kios pengolahan film (di pusat perbelanjaan),
dan biasanya membeli film di tempat-tempat yang seperti itu, maka sukarlah bagi
produsen film untuk menjual produknya melalui toko-toko barang keras atau
galon-galon bensin.
Tetapi, kadang-kadang pemasar merasa
ia tidak dapat memakai saluran distribusi yang biasa. Pedagang eceran
obat-obatan, misalnya, sudah menyediakan dua jenis film dan, oleh sebab itu,
mungkin menolak menyediakan suatu merek yang ketiga yang, dari segi
pandangannya, mungkin akan mengakibatkan sediaan-sediaan yang lebih besar tanpa
ada pertambahan dalam volume penjualan, dan berarti angka-angka perputaran yang
lebih rendah. Maka itu, pemasar film baru mungkin mendapati bahwa alternatifnya
yang paling layak adalah membujuk pedagang-pedagang eceran jenis lain, seperti
toko bahan makanan, untuk menyediakan produknya, seraya mencoba mengatasi
kecanggungan toko yang bukan konvensional itu dengan menawarkan suatu produk
yang lebih baik, harga yang lebih rendah, program promosi yang lebih selektif,
atau sesuatu kombinasi dari faktor-faktor ini atau faktor-faktor lain. Dari
kedua gambaran tadi paling tidak bisa memberikan gambaran kepada kita tentang
pentingnya saluran distribusi sebagai saluran pemasaran yang akan kita bahas
lebih lanjut.
SALURAN DISTRIBUSI
A. Beberapa Definisi Dasar dalam
Distribusi
Pialang.
Pialang atau perantara melakukan spesialisasi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang langsung berkenan dengan pembelian dan penjualan barang dalam proses
pengalirannya dari produsen kepada pembeli terakhir. Sebagaimana dinyatakan
oleh nama “pialang” atau “pedagang perantara”, lembaga-lembaga yang sedemikian
itu terletak dalam jalur-jalur pemasaran pada tempat-tempat antara produsen
dengan pembeli terakhir.
Pedagang
dan agen. Pialang-pialang terbagi ke dalam dua klasifikasi luas: pedagang
dan agen. Seorang pedagang membeli dan menjual kembali barang dagangannya.
Seorang agen merundingkan pembelian atau penjualan atau kedua-duanya, tetapi
tidak membeli barang yang diperdagangkannya. Jika dia memang membeli barang
yang diperdagangkannya, maka dia adalah seorang pedagang. Jika dia tidak
membeli barang yang diperdagangkannya, maka dia adalah seorang agen. Juga,
pedagang selalu melakukan baik pembelian maupun penjualan kembali, sedang agen
mungkin melakukan spesialisasi dalam merundingkan hanya transaksi pembelian
atau hanya transaksi penjualan.
B. Pedagang Eceran dan
Pedagang Besar
Pialang-pialang juga
dipisah-pisahkan ke dalam dua kategori besar lain: pedagang eceran dan pedagang
besar. Dasar pokok bagi pembedaan pedagang eceran dengan pedagang besar adalah
berkenan dengan apakah badan usaha itu menjual dalam jumlah-jumlah berarti
kepada konsumen terakhir. Jika dia melakukan demikian, maka dia seorang
pedagang eceran. Jika tidak, dia adalah seorang pedagang besar.
Seorang pedagang eceran adalah
seorang pedagang, atau kadang-kadang seorang agen yang usaha pokoknya adalah
menjual langsung kepada konsumen terakhir. Seorang pedagang eceran dibedakan
dengan sifat dari penjualannya daripada sekedar cara dia mendapatkan barang
yang diperdagangkannya. Dia biasanya menjual dalam partai-partai kecil, tetapi
kondisi ini tidak mutlak. Penyalur yang menjual perabot dan penutup lantai bagi
perlengkapan pertama dari sebuah rumah besar, misalnya mungkin saja melakukan
suatu penjualan berharga beberapa ribu dollar, tetapi ia masih tergolong suatu
penjualan eceran jika pembelinya (yaitu, pemilik rumah) adalah seorang konsumen
terakhir.
Penjualan eceran terjadi dalam semua
pemasaran bagi barang konsumen karena, berdasarkan deinisi, ia terdiri atas
kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam penjualan langsung kepada konsumen
terakhir. Meskipun beberapa produsen produk konsumen menangani distribusi
ecerannya sendiri, sebagian besar menggantungkan diri kepada lembaga-lembaga
pengecer yang memiliki secara terpisah-pisah guna pendistribusian
hasil-haslinya kepada konsumen terakhir. Walaupun anda, sebagai seorang
konsumen, sudah mengerti banyka tentang pedagang eceran, guna memahami
distribusi eceran anda harus mengerti lebih banyak, teristimewa tentang
metode-metode operasi berbagai lembaga perdagangan eceran.
Seorang pedagang besar membeli dan
menjual kembali barang dagangan kepada pedagang eceran dan pedagang-pedagang
lain maupun kepada para pemakai industri, lembaga dan perdagangan, tetapi tidak
menjual dalm jumlah-jumlah yang berarti kepada konsumen terakhir. Perlu dicatat
bahwa definisi ini tidak menentukan bahwa pedagang besar harus menjual dalam
partai-partai besar, dan ia tidak juga mengharuskan agar pedagang besar
melakukan penjualan dengan maksud untuk dijual kembali. Kebanyakan dari para
pedagang besar memang menjual dalam jumlah-jumlah besar, tetapi banyak yang
tidak. Begitu pula, sebagian besar dari pedagang-pedagang besar memang menjual
dengan maksud untuk dijual kembali kembali, tetapi banyak yang menjual langsung
kepada pemakai industri. Satu segi perbedaan pokok dari pedagang besar adalah ,
dia harus seorang pialang atau perantara, yang biasanya tidak menjual kepada
konsumen terakhir.
Dalam jalur pemasaran manapun,
produsen adalah penjual dalam urutan pertama transaksi-transaksi pemasaran yang
terjadi sementara produk pindah menuju ke pasarnya. Produsen yang sedemikian
itu meliputi perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembuatan produk, dalam
pertambangan dan industri-industri pengolahan dan pertanian.
C. Perdagangan Eceran dan
Perdagangan Besar
Perdagangan eceran terdiri dari
kegiatan-kegiatan yang melibatkan penjualan langsung kepada konsumen terakhir.
Tidak menjadi persoalan siapa yang melakukan penjualan, tetapi agar dapat diklasifikasikan
sebagai perdagangan eceran, kegiatan-kegiatan penjualan harus langsung kepada
konsumen terakhir. Para pedagang eceran, sudah tentu terlibat dalam perdagangan
eceran, dan demikian juga setiap lembaga lain yang menjual langsung kepada konsumen
terakhir. Fabrikan terlibat dalam perdagangan eceran bila dia melakukan
penjualan langsung kepada konsumen melalui toko-tokonya sendiri, melalui
penjualan dari rumah ke rumah, atau melalui pesanan pos. Bahkan seorang
pedagang besar terlibat dalam perdagangan eceran bila dia menjual langsung kepada
konsumen terakhir, meskipun usaha pokoknya masih tetap dalam bidang perdagangan
besar. Jika pembeli dalam suatu transaksi adalah seorang konsumen terakhir,
penjual dalam transaksi yang sama terlibat dalam perdagangan eceran.
Perdagangan besar melibatkan penjualan
kepada pembeli selain dari konsumen terakhir. Pembeli ini mungkin saja seorang
pedagang besar atau pedagang eceran. Pembeli ini mungkin saja seorang pedagang
besar atau pedagang eceran yang membeli untuk dijual kembali. Dia mungkin saja pemakai
industri, pemakai lembaga, pemakai perdagangan, instansi pemerintah, atau
petani yang membeli produk-produk bagi operasinya. Perdagangan besar dilakukan
bukan saja oleh pedagang besar tetapi juga oleh fabrikan, produsen-produsen
lain yang melakukan penjualan kepada pembeli yang bukan konsumen terakhir. Jika
pembeli dalam suatu transaksi membeli untuk dijual kembali atau untuk
melanjutkan usahanya atau operasi-operasi lain, penjual dalam transaksi itu
terlibat dalam perdagangan besar. Seluruh penjualan yang tidak dilakukan kepada
konsumen terakhir adalah penjualan besar.
D. Proses Distribusi dan
Unsur-Unsurnya
Distribusi
Fisik
Distribusi fisik, suatu unsur kritis
dalam strategi distribusi adalah berhubungan dengan pemindahan dan penggudangan
barang secara nyata sesudah diproduksi dan sebelum dikonsumsi. Semua produsen
dan pembeli terakhir dan kebanyakan dari perantara-perantara dalam berbagai
jenjang melakukan kegiatan-kegiatan distribusi fisik. Biaya keseluruhan
distribusi fisik tergolong besar, biasanya menempati urutan ketiga dalam
keseluruhan biaya bahan-bahan mentah dan tenaga kerja.
Efisiensi dalam distribusi fisik
mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kemungkinan keberhasilan pemasaran
dari sebuah perusahaan. Suatu jalur pemasaran atau jalur distribusi adalah
suatu jalur yang ditempuh dalam pengalihan pemilikna secara langsung atau tidak
langsung atas suatu produk selama produk bersangkutan dipindahkan dari produsen
kepada konsumen terakhir atau pemakai industri. Setiap jalur pemasaran
mengandung satu titik peralihan atau lebih di titik-titik mana masing-masing ada
suatu lembaga atau seorang pembeli terakhir. Dengan kata-kata lain, dalam
pemasaran, pemilik sah atas produk beralih dari produsen kepada dan melalui
seruntun pialang atau perantara (lembaga-lembaga distribusi) sebelum konsumen
atau pemakai industri akhirnya mengambil alih pemilikan atas produk
bersangkutan. Pengalihan pemilikan mungkin terjadi secara langsung, seperti
ketika produsen menjual produk secara langsung kepada pedagang besar atau
pedagang eceran, atau ia mungkin terjadi secara tak langsung, seperti ketika
agen pialang tidak menjualproduk tetapi hanya merundingkan pengalihannya. Dari
segi pandangan produsen, suatu jaringan lembaga yang seperti tiu yang dipakai
untuk mencapai suatu pasar adalah suatu jalur pemasaran. Kita merasa logis
untuk menelaah lembaga-lembaga tersebut, sebelum menelaah pelbagai cara
menyatukan mereka dalam jalur-jalur pemasaran.
Fungsi manajemen distribusi fisik
memerlukan putusan-putusan tentang besarnya sediaan-sediaan, penggudangan,
serta lokasi sediaan-sediaan, cara-cara transportasi, penanganan material,
besarnya pesanan dan pengolahan pesanan. Seluruh keputusan distribusi fisik,
agar menjadi amat efisien, harus mengoptimalkan kombinasi masukan-masukan
individual.
Pertimbangan
Penjualan
Tujuan pokok dalam memelihara suatu
sediaan adalah memenuhi permintaan-permintaan pasar, yaitu melakukan penjualan
dan memenuhi pesanan-pesanan pelanggan. Sediaan-sediaan disimpan guna
menghadapi permintaan pasar. Oleh sebab itu, batas-batas kendali tertinggi dan
terendah harus disesuaikan dengan penjualan-penjualan yang diramalkan. Makin
akurat ramalan penjualan, makin besar pula kesempatan untuk memperoleh laba
dari operasi-operasi penghematan sediaan. Makin kurang keakuratan ramalan,
makin besar pula kebutuhan akan sediaan-sediaan cadangan yang melebihi
tingkat-tingkat sediaan yang biasa.
Dua faktor tambahan perlu mendapat
pertimbangan. Yang pertama adalah konsep manajemen tentang sesuatu tingkat
dapat dibenarkan mengenai pelayanan pelanggan. Pengalaman
menunjukkan bahwa dalam perusahaan yang lazim, sekitar 80 persen sediaan
tambahan diperlukan guna memenuhi 95 persen dari pesanan-pesanan yang
sedemikian itu. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus menarik suatu
keseimbangan antara apa yang ia pandang sebagai pelayanan pelanggan yang pantas
dengan biaya-biaya yang dipikul, yang sejalan dengan tujuan-tujuan pemasaran
secara keseluruhan.
Faktor yang satu lagi adalah kemampu-tanggapan sistem distribusi, yaitu,
kemampuan suatu sistem untuk mengkomunikasikan kembali kepada fabrik pensuplai
dan mendapatkan sediaan yang diperlukan ke dalam lapangan. Tingkat
kemamputangapan menentukan bagaimana cepatnya manajemen dapat menyesuaikan
sediaan dengan perubahan-perubahan permintaan. Oleh sebab itu, kemamputanggapan
sistem distribusi secara langsung mempengaruhi batas sediaan terendah.
Strategi Pengembangan Pasar
Mengikuti strategi ini, sebuah organisasi/perusahaan akan
mencari pelanggan baru dari produknya sekarang (existing product, new
markets). Sebagai contoh :
- Sebuah produsen produk-produk industri mungkin memutuskan untuk mengembangkan berbagai produk untuk memasuki pasar konsumen.
- Sebuah produsen mobil memutuskan untuk menjual berbagai mobil di Eropa Timur karena adanya transisi ke sistem pasar bebas.
- Sebuah perusahaan pakaian atletik dan kaus kaki memutuskan untuk mengembangkan pakaian kebugaran bagi anak-anak.
Menurut strategi pengembangan pasar mungkin melibatkan lebih banyak
produk daripada hanya menyampaikan ke pasar baru. Sebelum menetapkan
berbagai teknik penjualan seperti pengemasan dan promosi, perusahaan seringkali
menemukan agar mereka pertama-tama menetapkan satu tempat terpijak. Scott
Paper
Company dipakai sebagai contoh yang baik dari sebuah perusahaan yang berhasil
beradaptasi dengan pasar
Eropa. Orang Eropa secara tradisional mengkonsumsi jauh lebih sedikit kertas
serbet dan tisu dari rekan mereka orang Amerika. Walaupun begitu, scott Paper
telah membukukan penghasilan lebih dari $1 milyar dari penjualan di Masyarakat
Eropa dengan menjajakan strategi perbaikan mutu.
Pertimbangan
Biaya
Ada tiga macam biaya yang berkaitan dengan sediaan. Biaya-biaya pokok meliputi
tagihan-tagihan atas penggudangan serta penyimpanan, biaya modal yang tertanam
dalam sediaan, biaya pergeseran harga yang merugikan, ketinggalan zaman,
kerusakan, pencurian kecil dan pajak, dan pertanggungan sediaan. Biaya-biaya ketekoran meliputi
biaya-biaya surat-menyurat, pengelolaan serta penanganan tersendiri, dan yang
paling penting (disebabkan kehabisan sediaan), adalah kehilangan-kehilangan
penjualan tertentu, musibah, dan bahkan juga beberapa pelanggan. Biaya-biaya pembaruan sediaan berbeda
dalam komposisi tergantung kepada apakah perusahaan melakukan sendiri pembuatan
produk-produknya atau membeli dari sumber-sumber luar.
Putusan tentang sediaan harus bertujuan untuk
menyeimbangkan ketiga macam biaya tersebut. Walaupun biaya-biaya pokok
bertambah saat sediaan meningkat, biaya-biaya baik ketekoran maupun pembaruan sediaan
harus berkurang. Oleh karena itu, biaya-biaya pokok, ketekoran dan pembaruan
seluruhnya adalah keterkaitan adalah besarnya sediaan; biaya-biaya keseluruhan
memerlukan penyeimbangan biaya-biaya pengadaan sediaan terhadap baik biaya-biaya
ketekoran atau biaya-biaya pembaruan atau kedua-duanya.
Putusan
tentang Lokasi Penyimpanan dan Sediaan
Putusan-putusan tentang lokasi
penyimpanan dan sediaan ada hubungannya dengan putusan tentang besarnya
sediaan. Misalnya, suatu putusan untuk membatasi besarnya sediaan secara
drastis agar dapat beroperasi hampir secara ala kadarnya, mengurangi jumlah
kebutuhan akan ruang penyimpanan. Pemasar mengambil tiga putusan penting
tentang penyimpanan: penyebaran sediaan secara geografis, pemilikan fasilitas-fasilitas
penggudangan, dan jumlah serta lokasi gudang-gudang.
KESIMPULAN
Distribusi adalah suatu bidang
keputusan yang penting tentang pemasaran meliputi manajemen distribusi fisik,
manajemen lembaga-lembaga pemasaran, dan manajemen jalur-jalur pemasaran.
Lembaga-lembaga yang berperan serta dalam proses pemindahan produk kepada
konsumen dan pembeli industri adalah produsen, pedagang besar, dan pedagang
eceran. Putusan-putusan tentang jalur menekankan seleksi jenis-jenis serta
jumlah lembaga-lembaga yang akan berperan serta dalam pemindahan barang dari
produsen kepada konsumen dan atau pemakai industri. Kegiatan-kegiatan
distribusi fisik dilakukan dalam pemindahan produk melalui waktu dan ruang dari
produsen kepada pembeli terakhir. Produk-produk seringkali tidak sampai kepada
pembeli terakhir sehingga berbulan-bulan sesudah diproduksi, dalam hal ini
mengharuskan dilakukannya pengendalian serta penyimpanan atas sediaan,
kadang-kadang di beberapa jenjang distribusi. Pemasaran juga mengharuskan
pemindahan produk-produk dari tempat-tempat produksi ke tempat-tempat konsumsi,
yang kadang-kadang ribuan mil jauhnya, dan hal ini membuat transportasi,
penanganan material dan pengolahan pesanan menjadi keharusan dan penting.
Pengakuan bahwa semua segi
distribusi fisik harus diperlakukan sebagai suatu kebulatan tanggung jawab
manajemen mengurangi kemungkinan penekanan segi-segi lain. Kesadaran akan
kesempatan-kesempatan untuk menghemat biaya-biaya dalam distribusi fisik telah
menjadi kian bertambah dengan semakin luasnya pengertian tentang rancangan
biaya keseluruhan terhadap manajemen distribusi fisik.
by: Tantowi Azizi Sahoed
No comments:
Post a Comment